Hasrat Menikah Diimbangi Dengan Ilmu
Menikah bukan sekedar untuk memuaskan kebutuhan biologis,
namun lebih dari itu. Anjuran menikah dalam
Islam memiliki ruang lingkup yang luas. Dengan menikah, kita telah mengikuti
sunnah Nabi. Dengan menikah, agar hidup kita tenang dan diselimuti kasih
sayang. Dengan menikah, Allah akan membukakan pintu rezeki bagi kita. Dengan menikah,
kita menghindari lubang kemaksiatan. Dengan menikah, kita menjaga nasab
keturunan serta menyiapkan generasi untuk memenuhi bumi ini dengan kalimat-Nya.
Jika menikah ingin mendapatkan pahala dan menjaga
kehormatannya, Allah Swt. akan memberikan pertolongan. Sebagaimana dengan sabda
Rosulullah, “Tiga orang yang akan diberi
pertolongan oleh Allah adalah seorang
mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah Swt., seorang penulis yang
selalu memberi penawar, dan seorang yang menikah untuk menjaga kehormatannya.”
(HR.Thabrani)
Jika menikah ingin mendapatkan keturunan dan menyiapkan
generasi untuk memenuhi bumi ini dengan kalimat-Nya, kita juga menjumpai hadist
Nabi, “.......Mudah-mudahan Allah
mengarunianya keturunan yang memberi bobot kepada bumi dengan kalimat laa ilaha illaLlah.”
Jika ragu untuk menikah karena beban rezeki, Allah akan
membukakan pintu rezeki-Nya. Sebagaimana firman Allah Swt;
Nikahkanlah
orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang
layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka
miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah
Maha Luas karunia-Nya dan Maha Mengetahui (QS. An-Nur : 32)
Hasrat menikah yang sudah meluap-luap harus disertai dengan
kesiapan dalam ilmu berkenaan dengan tugas kerumahtanggaan maupun dalam
memenuhi kebutuhan istri. Kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan untuk biologis,
psikis, dan maisyah (nafkah).[1]
![]() |
(sumber : Ayeey.com) |
Post a Comment for "Hasrat Menikah Diimbangi Dengan Ilmu"